SOAL UJIAN TENGAH
SEMESTER S2 PENDIDIKAN BAHASA FKIP UNSRI
MATA KULIAH
METODOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU.1. Dr. Subadiyono, M.Pd.
2. Dr. Riyanto,
M.Pd.
Nama : Rohma Junita
NIM : 06012681318073
Soal.
1.
Salah
satu ruang lingup masalah penelitian pendidikan adalah penelitian bidang
pembelajaran, jelaskan sertakan contoh judul dalam bidang bahasa?
Jawab.
Penelitian
pendidikan merupakan kegiatan sistematis untuk mencari jawaban yang benar atau
mendekati kebenaran tentang permasalahan pendidikan berdasarkan penalaran logis
dan rasional, serta didukung oleh fakta empiris.
Contoh. KAJIAN
STRATIFIKASI DAN INTERAKSI TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL LANGIT TAMAN HATI KARYA
CUCUK HARIYANTO PADA PENGAJARAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LAIS
2.
Jelaskan
perbedaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian pendidikan!
Jawab.
Sebelum
membahas tentang perbedaan kedua pendekatan ini, perlu dijelaskan batasan kedua
istilah tersebut. Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan
penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan
data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan,
rumus dan kepastian data numerik. Sebaliknya pendekatan kualitatif ialah
pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke
lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya
mempergunakan aspek-aspek kecenderungan, non perhitungan numerik, situasional
deskriptif, interview mendalam, analisis isi, bola salju dan story.
Kedua
pendekatan tersebut sering diposisikan
secara diametral, meskipun belakangan ini terdapat upaya untuk menggabungkannya
baik dalam bentuk paralelisasi maupun kombinasi, adapun perbedaan antara metode
kuantitatif dengan kualitatif adalah sebagai berikut.
No
|
Metode Kuantitatif
|
Metode Kualitatif
|
1
|
Menggunakan hipotesis yang ditentukan sejak awal
penelitian
|
Hipotesis dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat
penelitian
|
2
|
Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal
|
Definisi
sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung
|
3
|
Reduksi data menjadi angka-angka
|
Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan atau pernyataan
|
4
|
Lebih memperhatikan reliabilitas skor yang diperoleh
melalui instrumen penelitian
|
Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas
penyimpulan
|
5
|
Penilaian validitas menggunakan berbagai prosedur
dengan mengandalkan hitungan statistik
|
Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas
sumber informasi
|
6
|
Mengunakan deskripsi prosedur yang jelas (terinci)
|
Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif
|
7
|
Sampling
random
|
Sampling
purposive
|
8
|
Desain/kontrol statistik atas variabel eksternal
|
Menggunakan analisis logis dalam mengontrol
variabel ekstern
|
9
|
Menggunakan
desain khusus untuk mengontrol bias prosedur
|
Mengandalkan peneliti dalam mengontrol bias
|
10
|
Menyimpulkan
hasil menggunakan statistic
|
Menyimpulkan hasil secara naratif/kata-kata
|
11
|
Memecah gejala-gejala menjadi bagian-bagian untuk
dianalisis
|
Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif
keseluruhan
|
12
|
Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam
mempelajari gejala yang kompleks
|
Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah
/membiarkan keadaan aslinya
|
3.
Jelaskan
dengan cara memberikan contoh sumber-sumber masalah penelitian!
Jawab.
Proses
perumusan masalah dimulai karena adanya problem yang teridentifikasi, penentuan
prioritas masalah yang akan diteliti dan analisa untuk menentukan
masalah-masalah yang mungkin untuk diteliti.
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa yang pertama kali menjadi titik awal
perumusan masalah adalah suatu masalah yang teridentifikasi, suatu masalah
tersebut dapat bersumber dari.
a.
Adanya kenyataan yang janggal, tidak
diharapkan atau tidak semestinya.
b.
Adanya kekurangan informasi.
c.
Merupakan tindak lanjut dari adanya
informasi awal dari hasil penelitian sebelumnya baik untuk menambah apa yang
belum tercover dalam penelitian sebelumnya maupun untuk menambahkan informasi
yang sudah didapat dari penelitian sebelumnya.
d.
Adanya informasi yang cukup banyak
tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan suatu masalah dan berusaha
menghubungkan factor-faktor tersebut dalam sebuah model.
e.
Adanya keraguan atas hasil, model, atau
teori yang diusulkan oleh peneliti lain.
f.
Adanya pertentangan dalam hasil, model
atau teori yang diajukan oleh berbagai peneliti.
Contoh.
Pada waktu observasi di sebuah sekolah untuk melaksanakan PPLK , ditemui
kurangnya minat baca siswa terhadap pembelajaran bahasa dibandingkan
pembelajaran sastra. Sehingga diadakan penelitian untuk mencari tahu apa yang
menjadi penyebab kurangnya minat baca tersebut.
4.
Bila
ada judul penelitian berikut ini: Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT terhadap Kemampuan Menjawab Lisan Siswa kelas 12 SMA Negeri 1Palembang.
a.
Tuliskan
rumusan masalah
b.
Tuliskan
garis besar tujuan pustaka/kajian teori
c.
Tuliskan
hipotesis
d.
Tuliskan
kerangka pikir
e.
Tuliskan
variable
f.
Jenis
teknik pengumpulan data
g.
Jelaskan
jenis data dan analisis data
Jawab
.a Rumusan masalah
Bagaimanakah
pengaruh penerapan Model Pembelajaran Kooferatif Tipe NHT terhadap kemampuan
Menjawab lisan siwa kelas XII SMA Negeri 1 Palembang ?
b. Garis besar tujuan
pustaka/kajian teori
Kajian
teori dalam penelitian tersebut yaitu berkaitan dengan uraian mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe NHT, Kemampuan dan menjawab lisan.
c. Hipotesis
Menurut
Sekaran dalam Noor(2010: 79) ”Hipotesis penelitian adalah hubungan yang
diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam
bentuk pernyataan yang dapat diuji”. Berdasarkan tinjauan
teori dan kerangka
pemikiran di atas,
maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan
keaktifan dan kemampuan menjawab lisan siswa SMA Negeri 1
Palembang.
d. Kerangka Pemikiran
Suatu proses
belajar yang baik dilakukan secara
aktif oleh guru
dan peserta didik agar
terjadi interaksi yang
seimbang antara keduanya.
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat dituntut
keaktifan siswa. Siswa
yang lebih banyak
melakukan kegiatan sedangkan guru
lebih banyak membimbing
dan mengarahkan. Dengan demikian,
pembelajaran yang terjadi bukan sekedar penyampaian informasi satu arah. Namun demikian,
masih kerap ditemui dalam
proses belajar mengajar
mata pelajaran bahasa lebih
mengandalkan pembelajaran
konvensional. Dalam pembelajaran guru
hanya menggunakan metode
ceramah dan merangkum.
pembelajaran tersebut kurang
memiliki variasi. Kegiatan
belajar mengajar pun
Cenderung bersifat
satu arah. Guru
menyampaikan informasi kemudian
siswa mendengarkan dan mencatat. Kegiatan siswa terbatas pada dua hal
itu sehingga masih tergolong pasif. Siswa
kurang terdorong untuk
lebih aktif seperti
bertukar pikiran dengan teman
dan mengajukan pertanyaan
pada guru. Pembelajaran
konvensional tersebut,
selain berpengaruh pada
keaktifan siswa juga
dapat mempengaruhi hasil belajar. Pemahaman
siswa terhadap materi
menjadi kurang mendalam
disebabkan kurangnya
kegiatan bertukar pikiran
dan bertanya oleh
siswa. Oleh karena
itu, perlu adanya perbaikan dalam
pembelajaran. Pembelajaran yang
mampu meningkatkan keaktifan dan
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil belajar pun
diharapkan dapat meningkat seiring perubahan dalam pembelajaran
tersebut.Salah satu model
pembelajaran yang dapat
digunakan adalah pembelajaran
Kooperatif
tipe NHT (Numbered Heads Together). Model ini memberikan kesempatan kepada
siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang
paling tepat. Selain itu,
teknik ini juga
mendorong siswa untuk
meningkatkan semangat kerja sama
mereka dan melatih kemampuan berbicara dalam mengungkapkan idenya
ataupun menjawab pertanyaan dari gurunya.
Hal ini diharapkan
dapat meningkatkan keaktifan
dan pemahaman siswa. Siswa diharapkan aktif dalam diskusi kelompok mengerjakan
tugas dari guru dan menjawab pertanyaan serta bertanya. Penerapan pembelajaran
kooperatif tipe NHT
(Numbered Heads Together) tersebut diharapkan
dapat meningkatkan kegiatan
visual, lisan, mendengarkan dan kegiatan menulis siswa.
Kegiatan visual siswa
dapat berupa kegiatan
membaca dan memperhatikan
penjelasan guru. Kegiatan lisan siswa dapat ditingkatkan pada kegiatan
bertanya, berpendapat, serta memberi saran. Kegiatan mendengarkan siswa pun
dapat ditingkatkan yaitu berupa kegiatan mendengarkan pendapat siswa lain dalam
diskusi, sedangkan kegiatan menulis
siswa dapat berupa
kegiatan menulis hasil
diskusi dan penjelasan tambahan
dari guru. Pada akhirnya, pembelajaran tersebut diharapkan akan berpengaruh
pula pada peningkatan hasil belajar siswa.
e. Variable
Dalam
penelitian ini menggunakan dua variabel bebas dan variabel terikat. Hal ini
sejalan dengan pendapat Sudjana (2007) yang mengatakan bahwa : “Dalam
penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel
predictor (independent variabel)sering diberi notasi X adalah variabel penyebab
atau ng diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan
variabel terikat atau variabel respons (dependent variabel) sering disebut
notasi Y, yakmi variabel yan ditimbulkan oleh efek variabel bebas.
Berdasarkan pendapat tersebut maka pembelajaran dengan
menggunakan model Number Head Together ditempatkan
sebagai variabel bebas, sedangkan hasil belajar siswa ditempatkan pada variabel
terikat.
f. . Teknik Pengumpulan
Data
1. Observasi
Observasi
adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran.Observasi dalam
penelitian ini dilakukan
untuk mengamati pelaksanaan
dan perkembangan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dan siswa.Pengamatan dilakukan sebelum,
selama dan sesudah
siklus penelitian berlangsung.
2. Tes Hasil Belajar
Tes digunakan
untuk mengetahui perkembangan
atau keberhasilan pelaksanaan
tindakan. Adapun bentuk tes yang diberikan
kepada siswa, yaitu tes formative dengan
menggunakan tes tertulis (menyelesaikan soal).
3. Wawancara
Wawancara
dilakukan terhadap guru dan siswa untuk menggali informasi guna memperoleh
data yang berkenaan
dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan
dan respon yang
timbul sebagai akibat
dari tindakan yang
dilakukan. Data yang
diperoleh dari hasil
wawancara merupakan data
sekunder. Data tersebut berfungsi
sebagai pendukung data
hasil observasi dan
tes hasil belajar.
g. Jenis Data dan
Analisis Data
a) analisis data
Adapun teknik
analisis data yang
digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis
deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Analisis deskriptif
kualitatif digunakan untuk mengetahui
hambatan-hambatan yang ditemui
pada saat pelaksanaan proses pembelajaran. Analisis deskriptif
kuantitatif digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Apakah
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan Menjawab lisan siswaSMA Negeri 1
Palembang?
b) Jenis Data
Pada penelitian ini teknik analisis data meliputi data
hasil uji coba instrumen dan data hasil belajar.
1.
Data hasil instrument
Untuk
mengetahui sejauh mana kualitas suatu instrument tes, harus terlebih dahulu memenuhi
persyaratan seperi yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:168) “instrument yang
baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable”.
2.
Data hasil belajar
Data
hasil tes yang dianalisis yaitu skor pretest
dan posttest antara kelompok siswa
kelas atas, tengah dan bawah. Pengelompokan siswa dlakukan dengan membagi siswa
dalam tiga kelompok kelas berdasarkan prestasi belajar siswa, yaitu kelompoh
atas tengah, dan bawah. Pada penelitian ini prestasi belajar siswa dilihat
berdasarkan nilai pretest. Pembagian
elompok dengan cara menentukan batas kelompok siswa dengan suatu standar
deviasi tertentu.
Langkah-langkah
dalam menentukan kelompok siswa dalam 3 rengking dengan standar deviasi menurut
Arikunto (2001:263-265) adalah sebagai berikut.
a.
Menjumlah skor semua siswa
b.
Mencari nilai rata-rata (mean) dan
simpangan baku ( Deviasi standar atau standar deviasi)
c.
Menentukan batas-batas kelompok
·
Kelompok atas atau kelas atas
Semua siswa yang mempunya skor sebanyak
skor rata-rata plus standar deviasi ke atas.
·
Kelompok sedang atau menengah
Semua siswa yang mempunyai skor antara
-1 Standar Deviasi dan +1 Standar Deviasi.
·
Kelompok kurang atau kelas bawah
Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 Standar Deviasi
dan kurang dari itu
Tiada ulasan:
Catat Ulasan