Isnin, 18 November 2013

Ujian Tengah Semester Metodelogi Pendidikan


SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER S2 PENDIDIKAN BAHASA FKIP UNSRI
MATA KULIAH METODOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU.1. Dr. Subadiyono, M.Pd.
    2. Dr. Riyanto, M.Pd.

Nama  : Rohma Junita
NIM    : 06012681318073
Soal.
1.    Salah satu ruang lingup masalah penelitian pendidikan adalah penelitian bidang pembelajaran, jelaskan sertakan contoh judul dalam bidang bahasa?
Jawab.
Penelitian pendidikan merupakan kegiatan sistematis untuk mencari jawaban yang benar atau mendekati kebenaran tentang permasalahan pendidikan berdasarkan penalaran logis dan rasional, serta didukung oleh fakta empiris.
Contoh. KAJIAN STRATIFIKASI DAN INTERAKSI TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL LANGIT TAMAN HATI KARYA CUCUK HARIYANTO PADA PENGAJARAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LAIS
2.     Jelaskan perbedaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian pendidikan!
Jawab.
Sebelum membahas tentang perbedaan kedua pendekatan ini, perlu dijelaskan batasan kedua istilah tersebut. Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik. Sebaliknya pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek-aspek kecenderungan, non perhitungan numerik, situasional deskriptif, interview mendalam, analisis isi, bola salju dan story.
Kedua pendekatan tersebut  sering diposisikan secara diametral, meskipun belakangan ini terdapat upaya untuk menggabungkannya baik dalam bentuk paralelisasi maupun kombinasi, adapun perbedaan antara metode kuantitatif dengan kualitatif adalah sebagai berikut.


No
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
1
Menggunakan hipotesis yang ditentukan  sejak awal penelitian
Hipotesis dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penelitian
2
Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal
Definisi sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung
3
Reduksi data menjadi angka-angka
Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan atau pernyataan
4
Lebih memperhatikan reliabilitas skor yang diperoleh melalui instrumen penelitian
Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan
5
Penilaian validitas menggunakan berbagai prosedur dengan mengandalkan hitungan statistik
Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi
6
Mengunakan deskripsi prosedur yang jelas (terinci)
Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif
7
Sampling random
Sampling purposive
8
Desain/kontrol statistik atas variabel eksternal
Menggunakan analisis logis  dalam mengontrol variabel ekstern
9
Menggunakan desain khusus untuk mengontrol bias prosedur
Mengandalkan peneliti dalam mengontrol bias
10
Menyimpulkan hasil menggunakan statistic
Menyimpulkan hasil secara naratif/kata-kata
11
Memecah gejala-gejala menjadi bagian-bagian untuk dianalisis
Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan
12
Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam mempelajari gejala yang kompleks
Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah /membiarkan keadaan aslinya 

3.        Jelaskan dengan cara memberikan contoh sumber-sumber masalah penelitian!
Jawab.
Proses perumusan masalah dimulai karena adanya problem yang teridentifikasi, penentuan prioritas masalah yang akan diteliti dan analisa untuk menentukan masalah-masalah yang mungkin untuk diteliti.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa yang pertama kali menjadi titik awal perumusan masalah adalah suatu masalah yang teridentifikasi, suatu masalah tersebut dapat bersumber dari.
a.       Adanya kenyataan yang janggal, tidak diharapkan atau tidak semestinya.
b.      Adanya kekurangan informasi.
c.       Merupakan tindak lanjut dari adanya informasi awal dari hasil penelitian sebelumnya baik untuk menambah apa yang belum tercover dalam penelitian sebelumnya maupun untuk menambahkan informasi yang sudah didapat dari penelitian sebelumnya.
d.      Adanya informasi yang cukup banyak tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan suatu masalah dan berusaha menghubungkan factor-faktor tersebut dalam sebuah model.
e.       Adanya keraguan atas hasil, model, atau teori yang diusulkan oleh peneliti lain.
f.       Adanya pertentangan dalam hasil, model atau teori yang diajukan oleh berbagai peneliti.
Contoh. Pada waktu observasi di sebuah sekolah untuk melaksanakan PPLK , ditemui kurangnya minat baca siswa terhadap pembelajaran bahasa dibandingkan pembelajaran sastra. Sehingga diadakan penelitian untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab kurangnya minat baca tersebut.
4.        Bila ada judul penelitian berikut ini: Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap Kemampuan Menjawab Lisan Siswa kelas 12 SMA Negeri 1Palembang.
a.      Tuliskan rumusan masalah
b.      Tuliskan garis besar tujuan pustaka/kajian teori
c.       Tuliskan hipotesis
d.      Tuliskan kerangka pikir
e.       Tuliskan variable
f.       Jenis teknik pengumpulan data
g.      Jelaskan jenis data dan analisis data
Jawab
.a Rumusan masalah
Bagaimanakah pengaruh penerapan Model Pembelajaran Kooferatif Tipe NHT terhadap kemampuan Menjawab lisan siwa kelas XII SMA Negeri 1 Palembang ?
b. Garis besar tujuan pustaka/kajian teori
Kajian teori dalam penelitian tersebut yaitu berkaitan dengan uraian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT, Kemampuan dan menjawab lisan.
c.  Hipotesis
Menurut Sekaran dalam Noor(2010: 79) ”Hipotesis penelitian adalah hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji”. Berdasarkan  tinjauan  teori  dan  kerangka  pemikiran  di  atas,  maka  dapat  dirumuskan sebagai  berikut:  penerapan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe Numbered  Heads Together (NHT) dapat  meningkatkan  keaktifan  dan  kemampuan menjawab lisan siswa SMA Negeri 1 Palembang.
d.  Kerangka Pemikiran
Suatu  proses  belajar  yang  baik dilakukan  secara  aktif  oleh  guru  dan  peserta didik  agar  terjadi  interaksi  yang  seimbang  antara  keduanya.  Dalam  kegiatan  belajar mengajar sangat  dituntut  keaktifan  siswa.  Siswa  yang  lebih  banyak  melakukan kegiatan  sedangkan  guru  lebih  banyak  membimbing  dan  mengarahkan. Dengan demikian, pembelajaran yang terjadi bukan sekedar penyampaian informasi satu arah. Namun  demikian,  masih  kerap ditemui  dalam  proses  belajar  mengajar  mata pelajaran  bahasa  lebih  mengandalkan  pembelajaran konvensional.  Dalam pembelajaran  guru  hanya  menggunakan  metode  ceramah  dan merangkum. pembelajaran  tersebut  kurang  memiliki  variasi.  Kegiatan  belajar  mengajar  pun
Cenderung  bersifat  satu  arah.  Guru  menyampaikan  informasi  kemudian  siswa mendengarkan dan mencatat. Kegiatan siswa terbatas pada dua hal itu sehingga masih tergolong  pasif.  Siswa  kurang  terdorong  untuk  lebih  aktif  seperti  bertukar  pikiran dengan  teman  dan  mengajukan  pertanyaan  pada  guru.  Pembelajaran  konvensional tersebut,  selain  berpengaruh  pada  keaktifan  siswa  juga  dapat  mempengaruhi  hasil belajar.   Pemahaman  siswa  terhadap  materi  menjadi  kurang  mendalam  disebabkan kurangnya  kegiatan  bertukar  pikiran  dan  bertanya  oleh  siswa.  Oleh  karena  itu, perlu adanya  perbaikan  dalam  pembelajaran.  Pembelajaran  yang  mampu  meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil belajar pun diharapkan dapat meningkat seiring perubahan dalam pembelajaran tersebut.Salah  satu  model  pembelajaran  yang  dapat  digunakan  adalah  pembelajaran
Kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling  tepat. Selain  itu,  teknik  ini  juga  mendorong  siswa  untuk  meningkatkan semangat  kerja  sama  mereka dan melatih kemampuan berbicara dalam mengungkapkan idenya ataupun menjawab pertanyaan dari gurunya.  Hal  ini  diharapkan  dapat  meningkatkan  keaktifan  dan pemahaman siswa. Siswa diharapkan aktif dalam diskusi kelompok mengerjakan tugas dari guru dan menjawab pertanyaan serta bertanya. Penerapan  pembelajaran  kooperatif  tipe  NHT  (Numbered  Heads  Together) tersebut  diharapkan  dapat  meningkatkan  kegiatan  visual,  lisan,  mendengarkan dan kegiatan menulis  siswa.  Kegiatan  visual  siswa  dapat  berupa  kegiatan  membaca  dan memperhatikan penjelasan guru. Kegiatan lisan siswa dapat ditingkatkan pada kegiatan bertanya, berpendapat, serta memberi saran. Kegiatan mendengarkan siswa pun dapat ditingkatkan yaitu berupa kegiatan mendengarkan pendapat siswa lain dalam diskusi, sedangkan  kegiatan  menulis  siswa  dapat  berupa  kegiatan  menulis  hasil  diskusi  dan penjelasan tambahan dari guru. Pada akhirnya, pembelajaran tersebut diharapkan akan berpengaruh pula pada peningkatan hasil belajar siswa.
e. Variable
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel bebas dan variabel terikat. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2007) yang mengatakan bahwa : “Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel predictor (independent variabel)sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau ng diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variabel) sering disebut notasi Y, yakmi variabel yan ditimbulkan oleh efek variabel bebas.
            Berdasarkan pendapat tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan model Number Head Together ditempatkan sebagai variabel bebas, sedangkan hasil belajar siswa ditempatkan pada variabel terikat.
f. . Teknik Pengumpulan Data
1.  Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.Observasi dalam  penelitian  ini  dilakukan  untuk mengamati pelaksanaan  dan  perkembangan  pembelajaran yang  dilakukan  oleh guru  dan  siswa.Pengamatan dilakukan  sebelum,  selama  dan  sesudah  siklus penelitian berlangsung.

2.  Tes Hasil Belajar
Tes  digunakan  untuk  mengetahui  perkembangan  atau  keberhasilan pelaksanaan tindakan. Adapun bentuk tes  yang diberikan kepada siswa,  yaitu tes formative dengan menggunakan tes tertulis (menyelesaikan soal).
3.  Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk menggali informasi guna  memperoleh  data  yang  berkenaan  dengan  aspek-aspek  pembelajaran, penentuan  tindakan  dan  respon  yang  timbul  sebagai  akibat  dari  tindakan yang dilakukan.  Data  yang  diperoleh  dari  hasil  wawancara  merupakan  data  sekunder. Data  tersebut  berfungsi  sebagai  pendukung  data  hasil  observasi  dan  tes  hasil belajar.
g. Jenis Data dan Analisis Data
a) analisis data
Adapun  teknik  analisis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  analisis  deskriptif  kualitatif  dan  kuantitatif.  Analisis  deskriptif  kualitatif digunakan  untuk  mengetahui  hambatan-hambatan  yang  ditemui  pada  saat pelaksanaan  proses pembelajaran. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. 
Apakah pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan keaktifan dan  kemampuan Menjawab lisan siswaSMA Negeri 1 Palembang?
b) Jenis Data
            Pada penelitian ini teknik analisis data meliputi data hasil uji coba instrumen dan data hasil belajar.
1.      Data hasil instrument
Untuk mengetahui sejauh mana kualitas suatu instrument tes, harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan seperi yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:168) “instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable”.
2.      Data hasil belajar
Data hasil tes yang dianalisis yaitu skor pretest dan posttest antara kelompok siswa kelas atas, tengah dan bawah. Pengelompokan siswa dlakukan dengan membagi siswa dalam tiga kelompok kelas berdasarkan prestasi belajar siswa, yaitu kelompoh atas tengah, dan bawah. Pada penelitian ini prestasi belajar siswa dilihat berdasarkan nilai pretest. Pembagian elompok dengan cara menentukan batas kelompok siswa dengan suatu standar deviasi tertentu.
Langkah-langkah dalam menentukan kelompok siswa dalam 3 rengking dengan standar deviasi menurut Arikunto (2001:263-265) adalah sebagai berikut.
a.       Menjumlah skor semua siswa
b.      Mencari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku ( Deviasi standar atau standar deviasi)
c.       Menentukan batas-batas kelompok
·         Kelompok atas atau kelas atas
Semua siswa yang mempunya skor sebanyak skor rata-rata plus standar deviasi ke atas.
·         Kelompok sedang atau menengah
Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 Standar Deviasi dan +1 Standar Deviasi.
·         Kelompok kurang atau kelas bawah
Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 Standar Deviasi dan kurang dari itu














Tiada ulasan:

Catat Ulasan